HIdupMalam – Presiden Jokowi didampingi Menhan Prabowo Subianto menunaikan ibadah Sholat Jumat di Masjid Agung Sheikh Zayed bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheik Mohammed bin Zayed (MBZ).

Selepas salat Jumat, Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden MBZ di istana Shatie. dalam pertemuan tersebut Menhan Prabowo juga ikut mendampingi sang Presiden.

Dalam pertemuan tersebut berlangsung pertukaran dokumen IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement), yang juga ditukarkan bersama dengan nota kesepahaman lainnya.

Salah satunya adalah pertukaran MoU kerja sama Militer dan Industri Pertahanan Dalam Negeri RI dan Kontrak Pembelian Landing Platform Dock (LPD) antara PT PAL Indonesia dengan Angkatan Laut Persatuan Emirat Arab.

Menhan Prabowo bertemu dengan Menhan UEA Mohammed Ahmed Al Bowardi. Foto/ist

Sehari sebelum kedatangan Presiden Jokowi ke Uni Emirat Arab,

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membawa perusahaan industri pertahanan dalam negeri ke Uni Emirat Arab (UEA) bertemu Menteri Pertahanan UEA Mohammed Ahmed Al Bowardi sekaligus menandatangani beberapa kesepakatan kerja sama, Kamis (30/6/2022).

Penandatanganan itu berlangsung di Kementerian Pertahanan UEA.

Beberapa perusahaan yang dibawa oleh Prabowo di antaranya, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan PT Len Industri.

“Kerja sama di bidang pertahanan, khususnya industri pertahanan sangat penting bagi kedua negara, terutama untuk pengembangan industri pertahanan di masa depan,” kata Prabowo

Pada kesempatan itu, ditandatangani kerja sama antara PT PAL Indonesia dan pemerintah UEA, juga antara PT DI dan PT Pindad masing-masing dengan swasta UEA, yang disaksikan oleh Prabowo dan Menhan UEA.

Prabowo dan Menhan UEA juga menandatangani protokol kerja sama pengembangan industri pertahanan antara Indonesia dan UEA yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan kerja sama bilateral di bidang industri pertahanan antara kedua belah pihak, serta merencanakan dan mengembangkan kemampuan industri yang saling menguntungkan.

Dalam protokol tersebut, terdapat beberapa cakupan di antaranya adalah merumuskan strategi untuk meningkatkan keselarasan perencanaan strategis industri pertahanan kedua negara dan merumuskan kebijakan untuk memungkinkan penelitian dan pengembangan bersama, produksi bersama, pemasaran internasional, program offset nasional, izin teknologi, penyediaan bakat internasional, dan investasi SDM.

 

(hm/st)

Sumber sindonews.com